Bahaya Menjadikan Olahraga sebagai Pelarian Stres

pencinta dunia kebugaran

Bagi pencinta dunia kebugaran, pasti satu hari saja melewatkan olahraga akan terasa ada yang aneh. Hal semacam ini akan mengakibatkan rutinitas olahraga yang kompulsif demi menciptakan rasa lega. 

Menurut psikolog Scott Bea, ada beberapa hal yang menyebabkan perilaku obsesif dalam berolahraga. Sebagian orang biasanya menggunakan rutinitas olahraga sebagai "pelarian" dari stres atau rasa cemas yang didera. 

"Stresor awal seperti kecemasan dan pencitraan palsu dapat memicu lonjakan dalam durasi berolahraga," kata Bea. Perilaku ini mirip dengan awal dari banyak perilaku kompulsif lainnya. 

Mereka yang berolahraga secara kompulsif biasanya mengabaikan rasa lelah dan pegal karena olahraga berlebihan. Mereka berpikir, tidak mampu mencapai citra tubuh ideal akan membuat mereka lebih menderita daripada sekadar rasa lelah. 

Banyak orang yang melakukan olahraga secara kompulsif juga menderita gangguan makan. "Orang-orang dapat memasuki lingkaran setan ini untuk mencapai apa yang dianggap 'sehat' oleh masyarakat," kata Bea.

Ancaman kesehatan Olahraga dan diet adalah dua tujuan yang dapat dikontrol orang ketika mencari cara mengelola kecemasan dan stres. Masalah muncul ketika olahraga dilakukan dalam waktu lama setiap hari dan membatasi asupan makan. 

Faktanya, olahraga terlalu keras justru bisa menjadi ancaman bagi kesehatan. Peneliti Rusia telah menyimpulkan melakukan olahraga terlalu berat akan mengurangi fungsi kekebalan tubuh. 

Hal ini pun didukung oleh beberapa penelitian selama dua dekade terakhir yang menegaskan kelebihan berolahraga dengan intensitas tinggi akan menekan sistem imun dan membuat hormon tidak stabil.

Menurut Dr Neil F. Gordon, seorang peneliti dari Cooper Institute for Aerobics Research, Dallas, Texas, mereka yang berolahraga terlalu keras atau berlebihan bisanya mengalami tanda-tanda berikut: Perubahan pola tidur, yang ditandai dengan insomnia. 

Membutuhkan waktu yang lama dari biasanya untuk penyembuhan luka ringan seperti ketika terkena goresan. Kehilangan berat badan tanpa sebab padahal sedang tidak diet atau melakukan aktivitas fisik yang berat. Kehilangan selera makan. Kelesuan/kelelahan Hilangnya libido atau minat pada seks. 

Nyeri otot dan sendi. Pembengkakan kelenjar getah bening. Siklus menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak mengalami menstruasi lagi. Merasakan haus yang berlebihan ketika malam hari. Lalu, bagaimana cara kita mengatasi "kelainan" dalam berolahraga ini? Sebagian orang memiliki perilaku kompulsif untuk mengatasi ketidaknyamanan dalam hidup mereka. 

Termasuk dengan cara berolahraga. "Oleh karena itu, sulit kemungkinannya untuk mengatur gaya hidup mereka ke tingkat yang seimbang," ucap Bea. 

Ia menyarankan agar kita mencari terapis yang berspesialisasi dalam berbagai taktik psikoterapi. Baginya, cara ini sangat membantu memodifikasi rejimen latihan kita ke tingkat yang normal untuk mengatasi ketakutan berat badan naik atau kehilangan bentuk tubuh ideal. 

Jika ada teman atau kelaurga kita yang menderita hal ini, Bea menyarankan agar mengetahui terlebih dahulu tentang kebiasaan olahraga yang mereka terapkan alih-alih langsung berpendapat tanpa memahami situasinya. 

Menurutnya, bertindak seakan mempunyai otoritas atas seseorang dapat menyebabkan mereka menjadi lebih defensif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rutin Olahraga Pagi, Rasakan Lima Manfaat Menakjubkan Ini

Tips Olahraga Saat Puasa dan Di Rumah Saja

Waktu Olahraga Terbaik untuk Otot supaya Dapat Hasil yang Maksimal